Sabtu, 27 Oktober 2012

PEMBURU BUKTI RAMALAN KIAMAT #bRIGINGcOURSE10




            Tahun 2009 Indonesia dan bahkan dunia telah dihebohkan dengan adanya film berjudul “2012”. Film ini dirilis oleh Coloumbia Pictures. Ramalan Suku Maya tentang kiamat 2012 dipresentasikan melalui film yang menceritakan berakhirnya dunia dan musnahnya kehidupan.
            Film “2012” berhasil menarik perhatian dunia. Masyarakat dari berbagai kalangan ramai membicarakan film ini dan ramalan suku maya. Terkadang di tengah pembicaraan mereka muncul pernyataan seperti “wah, ngeri ya. Setahun lagi kiamat!” Tak jarang juga timbul gelitikan-gelitikan “sudah, tak usah lagi memikirkan masa depan. kiamat kan sudah dekat.”
            Pembicaraan tentang ramalan Suku Maya tak hanya berhenti sampai disitu. Pro dan kontra turut meramaikan keberadaan ramalan Suku Maya. Seiring dengan timbulnya pro dan kontra, beberapa ilmuwan melakukan penelitian untuk membuktikan kebenaran ramalan ini.
            “2012, The Final Prophecy” adalah sebuah pencerahan yang muncul ditengah kekhawatiran masyarakat akan ramalan kiamat 2012. Pencerahan ini disajikan melalui sebuah film dokumenter ilmiah yang menceritakan tentang penelitian seorang ilmuwan dalam mencari bukti-bukti ramalam Suku Maya. Film yang dirilis oleh National Geographic mengubah paradigma akan ketakutan kiamat menjadi kekaguman terhadap peradaban kuno Suku Maya yang sangat tinggi.
            Film dokumenter ini menceritakan perjalanan Adam Maloof, seorang Geologist dari Princenton University, yang melakukan perjalanan untuk mencari bukti-bukti ramalan suku Maya. Adam Maloof mengungkapkan bahwa hasil penelitian dan hasil wawancara dengan Suku Maya menggambarkan bahwa Suku Maya memiliki peradaban yang luar biasa. Suku Maya memiliki kebudayaan tinggi ditandai dengan adanya tulisan paling dini yang dituliskan di batu ukir. Selain kebudayaan, Suku Maya juga memiliki intelektualitas tinggi. Suku Maya mampu membangun bangunan besar nan kokoh. Sedangkan dalam bidang pengetahuan, Suku Maya berhasil membuat kalender astronomi, prediksi hujan, dan lain sebagainya.[1]
Perjalanan Maloof dilakukan dengan mengumpulkan bukti-bukti dari tiga benua berupa batu-batu catatan sejarah di Mexico.       Di Mexico, dia mengunjungi tempat tinggal suku Maya dan mengumpulkan catatan sejarah. Di Australia, ia menemukan sebuah batu yang cukup tua.[2] Selain mengumpulkan bukti, Maloof melakukan wawancara dengan keturunan Suku Maya, yakni Mary Coba Cupul.
Batu yang ia temukan pun memperkuat teorinya tentang adanya pergeseran benua. Barang bukti yang ia dapat, teorinya  dan catatan sejarah tentang suku Maya pun ia kaitkan. Berdasarkan film, apa yang ia teliti serta proses perumusannya tampaknya belum menemui titik akhir dan masih akan berlanjut.

            Inti dari film dokumenter ini adalah  bahwa Suku Maya tidak meramalkan bahwa akan terjadi kiamat di tahun 2012. Akan tetapi, yang terjadi di tahun 2012 adalah terjadinya proses penciptaan ulang dunia ini. Seperti yang telah dijelaskan dalam film bahwa Suku Maya memandang dunia sebagai sebuah siklus, berawal dan berakhir secara berkala. Pergantian siklus ditandai dengan adanya bencana yang menggeserkan letak benua-benua yang ada di dunia ini. Jadi, dunia tidak akan benar-benar berakhir pada 21         Desember 2012.
            Awalnya penulis tidak peduli akan ramalan Suku Maya. Akan tetapi, setelah menonton film ini, penulis tertarik untuk membahas ramalan kiamat pada 2012. Penulis percaya bahwa film 2012 The Final Prophecy bukan sebuah khayalan semata. Hal tersbeut dikarenakan adanya bukti-bukti dan fakta-fakta yang kuat dalam film ini. Penelitian Adam Maloof telah membuka pikiran bahwa dunia tidak akan berakhir di tahun 2012. Tidak hanya penelitian Adam Maloof, bebrapa referensi baru telah ditemukan bahwa kiamat tidak tejadi di tahun 2012.[3]
           

















DAFTAR PUSTAKA
Diakses dari http://blog.isi-dps.ac.id/liasusanthi/empty-talk pada 24 Oktober 2012 pukul 04:50 WIB.
Diakses dari http://sebongkahbatu96.blogspot.com/2011/10/sesuatu-yang-mendesak.html pada 24 Oktober 2012 pukul 05:01 WIB.
2012. 2009. Coloumbia Pictures :
2012, The Final Prophecy. 2012. National Geographic





[1] Diakses dari http://blog.isi-dps.ac.id/liasusanthi/empty-talk pada 24 Oktober 2012 pukul 04:50 WIB.
[2] Diakses dari http://sebongkahbatu96.blogspot.com/2011/10/sesuatu-yang-mendesak.html pada 24 Oktober 2012 pukul 05:01 WIB.

Sabtu, 20 Oktober 2012

REVOLUSI JURNALISME #BridgingCourse09



            Jurnalisme adalah sebuah kata yang tidak lagi asing ditelinga masyarakat kita. Ketika seseorang melontarkan sebuah pertanyaan yang berbunyi “apa yang kamu pikirkan tentang jurnalisme?”, sebagian besar orang memberikan jawaban seperti “berita, tulisan, koran, serius, dan wartawan”.[1] Mereka berfikir bahwa jurnalisme itu masih terpaku pada media cetak yang sampai sekarang masih cukup kuat eksistensinya, yakni koran. Mereka belum menyadari bahwa jurnalisme itu telah mengalami banyak perubahan.
            Perkembangan teknologi dan kemajuan jaman berdampak pada perkembangan jurnalisme. Dari yang semula konvensional dan rigid, menjadi modern dan fleksibel. Revolusi jurnalisme terjadi tanpa mengubah fungsi dan makna jurnalisme itu sendiri.
            Jurnalisme pada masa lampau dan masa sekarang tentu berbeda. Jurnalisme memiliki ciri tersendiri dari masa ke masa. Berikut ini adalah perbandingan jurnaslisme masa lampau dan masa sekarang.[2]
HAL
MASA LAMPAU
MASA SEKARANG
Media
Buku, majalah,koran
Buku, majalah, koran, internet,
Publikasi
Siapa kita menentukan publikasi
Siapa saja bisa publikasi
Editor
Selalu ada campur tangan editor
Tidak ada campur tangan, kecuali majalah, buku, dan koran
Bahasa
Tergantung editor
Bebas
Konten
Tergantung editor
Bebas
Tabel perbandingan jurnalistik masa lampau dengan masa sekarang

                Tabel diatas memberikan perbandingan revolusi jurnalisme dari mas ke masa. Hal yang diperbandingkan terbagi menjadi lima poin, yaiutu media, publikasi, editor, bahasa, dan konten.
            Media dalam jurnalisme masa lampau masih sangat kuat eskistensinya pada jurnalisme masa kini. Hanya saja jurnalisme masa sekarang telah mengenal internet. Media elektronik yang terbilang baru ini mulai dikenal masyarakat kita pada awal tahun 1990.[3] Internet memberi dampak yang sangat besar terhadap revolusi jurnalisme. Sistem informasi dan komunikasi melalui internet berjalan dengan sangat cepat dan mudah.
            Dengan adanya internet, memudahkan setiap orang menjadi bagian dari jurnalisme. Setiap orang berhak mempublikasikan karyanya dalam internet. Entah melalui blog, jejaring sosial seperti twitter, facebook, yahoo Messenger dan lain sebagainya. Berbeda dengan masa lampau, publikasi sangat ditentukan oleh siapa kita. Status dan latar belakang seseorang menentukan publikasi sebuah karya. Orang yang mendapat peran dalam jurnalisme harus orang-orang penting dengan latar belakang, terutama pendidikan yang tinggi.
            Jurnalisme masa lampau selalu mendapat campur tangan dari editor. Orang yang akan mempublikasikan karyanya ke dalam koran, majalah, buku selalu berhadapan dengan editor. Akibatnya, bahasa dalam karya tersebut juga tergantung pada editor. Konten dalam karya tersebut otomatis juga tergantung pada editor.
            Internet telah memudahkan orang untuk mempublikasikan karyanya. Melalui jejaring soial, blog orang bebas secara penuh dari pihak luar. Tidak ada editor di sana. Bahasa dan konten pun sesuai dengan keinginan kita.
            Revolusi jurnalisme tidak hanya melalui internet. Teknologi yang semakin canggih seperti kamera juga turut mewarnai revolusi jurnalisme. Dewasa ini penggunaan kamera di masyarakat semakin marak. Dari anak-anak hingga orang dewasa semakin menggandrungi dunia fotografer. Melalui foto sesorang menjadi bagian dari jurnalisme karena foto menjadi salah satu cara untuk memberikan informasi.
            Dengan terjadinya revolusi jurnalisme, jurnalisme menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.



[1] Hasil dari talk show antara narasumber dengan peserta seminar dalam acara JOURNALIGHT: INSPIRING JOURNALISM pada 20 Oktober 2012 di Pertamina Tower FEB UGM.
[2] Presentasi dari Margareta Astaman dalam acara seperti yang tercantum pada nomor satu. Model tabel telah diedit oleh penulis.
[3] Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet_Indonesia pada 20 Oktober 2012 pukul 14:59 WIB.

Jumat, 12 Oktober 2012

Tweet, Short and Sweet #BridgingCourse08



“Ketika saya memiliki satu follower baru, saya cek profil mereka dan menentukan apakah saya akan follow mereka. Jadi, pada intinya kesan pertama sangatlah penitng. Jangan mulai follow orang ketika Anda belum menyeting profil picture dan “bio” Anda. Anda juga harus menuliskan tweet yang menarik.” (Paul Reynolds, The Bakers’s Dog, @bakersdog)[1]
            Twitter merupakan situs jejaring sosial yang saat ini meramaikan persaingan dunia maya setelah era Friendster dan Facebook. Jejaring sosial ini didirikan oleh 3 orang, yaitu: Jack Dorsey, Biz Stone, dan Evan Williams pada bulan Maret 2006. Ide pembuatan twitter berawal dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh dewan anggota dewan perusahaan Podcasting Odeo. Dalam pertemuan tersebut, Jack Dorsey memperkenalkan sebuah gagasan yang menjadi awal terbentuknya twitter.[2] Pada bulan Juli 2006, twitter mulai diluncurkan.
            Twitter adalah jejaring sosial dan micro-blogging yang memfasilitasi pengguna untuk memberikan update (pembaruan) tentang dirinya, menjalin hubungan dengan pengguna lain, media marketing, dan lain sebagainya. Twitter mengkombinasikan hal-hal terbaik dari blogging dengan prinsip komunikasi.
            Logo burung biru pada homepage twitter.com melambangkan sesuatu yang kecil, lucu, menyenangkan bagi semua orang, dan kicauan burung yang menyiratkan komunikasi. Begitu juga dengan twitter. Pengguna hanya bisa memposting tweets (status pada twitter) sebanyak 140 karakter atau kurang dari itu. Oleh karena itu, tidak jarang orang mengatakan bahwa twitter adalah jejaring sosial yang terbatas.
            Pada kenyataannya seringkali pengguna tergoda untuk memberikan info sebanyak dan semenarik mungkin tentang diri sendiri atau pun bisnis yang dimilkinya. Akan tetapi, melalui twitter pengguna tidak bisa melakukan itu karena keterbatasan karakter yang tersedia. Seperti makna logo burung biru, hal itu justru akan melatih pengguna untuk menjadi lebih kreatif dalam menuliskan sesuatu yang singkat, tetapi mengesankan bagi pembacanya. Melalui twitter pengguna dituntut untuk membuat tweets yang short and sweet demi menarik perhatian pengguna lain.
            Banyak orang bertanya-tanya bagaimana menulis tweet yang hebat. Sesungguhnya ada hal yang lebih penting dari itu, yakni bagaimana cara menuliskan tweet yang menarik bagi siapapun. Sebagai contoh, seorang pengguna yang sedang mempromosikan sebuah buku, dapat menuliskan, “Saya tidak yakin Anda bisa memasak Chicken             Divine enak tanpa membaca buku Kumpulan Resep Serba Ayam Selera Dunia” (112 karakter).[3] Tweet tersebut singkat dan terasa manis, sehingga akan menarik perhatian.
            Tidak hanya sebagai media promosi, tweet dapat digunakan untuk hal yang lain. Sebagai contoh, pengguna bisa mengutip quote-quote tertentu yang membuat orang lain berfikir tentang quote tersebut, berbagi pendapat mengenai suatu fenomena, berbagi informasi tentang arus lalu lintas, cuaca, berbagai macam kegiatan dan lainnya.
            Agar kemasan tweet semakin sweet, penggunaan pilihan kata harus diperhatikan. Selain bahasa yang menarik, bahasa twitter dapat sesekali digunakan. Sebagai contoh,  ab/abt adalah singkatan dari for-about, beettweet yang berarti tweet yang mengagetkan atau tweet yang panas, sweeple yang berarti orang-orang manis di twitter, dan lain sebagainya.[4]
            Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk menuliskan apa yang ada dikepalanya. Begitu juga dalam menuliskan tweet dalam twitter. Mungkin bagi sebagian pengguna masih saja berfikir apa yang harus dikatakan dalam 140 karakter. Sebenarnya hal tersebut dapat dipelajari melalui pengguna lain yang memiliki tweet short and sweet. Selain itu, janganlah takut untuk terus bereksperimen sampai menemunkan gaya tweet yang sesuai dan natural dengan diri sendiri.
            Sebagai jejaring sosial yang short and sweet, twitter mendatangkan banyak manfaat. Kesederhanaan twitter memudahkan pengguna untuk saling berhubungan dengan pengguna lain di berbagai belahan dunia. Bahkan, orang-orang penting seperti pejabat negara, tokoh politik, entertain (aktor, aktris, musisi, seniman, budayawan) lebih intens menggunakan twitter daripada jejaring sosial yang lain.
Selain itu twitter memberikan banyak kesempatan bagi orang-orang yang tidak memiliki banyak waktu luang untuk membaca tulisan panjang seperti di blog. Meskipun demikian, mereka tetap bisa membaca blog yang tercantum pada halaman profil pengguna. Dan bukan tidak mungkin mereka akan tertarik untuk lebih banyak membaca tulisan yang ada dalam blog.
Dalam dunia per-twitter-an akan ditemukan berjuta-juta pengguna tweeter. Jika diamati lebih mendalam, mereka termasuk dalam dua grup besar. Grup yang pertama adalah mereka yang menuliskan menu makan saat sarapan, film apa yang sedang mereka tonton, apa yang sedang mereka lakukan, bahkan sedang dimana mereka berada. Grup yang kedua adalah mereka yang menggunakan twitter untuk bisnisnya, berbagi informasi penting, memberikan motivasi, dan lain sebagainya. Setiap orang berhak untuk memutuskan membuat tweet yang short and sweet atau short but ugly.

           
           



.
           
           
           




[1] ELCOM. 2009. Twitter: Best Social Networking. Yogyakarta: Penerbit ANDI. h. 61.
[2] ELCOM. 2009. Twitter: Best Social Networking. Yogyakarta: Penerbit ANDI. h. 2-4.
[3] Wiranegara, Chibita. 2009. Twitter: yang trendy dan modern. Yogyakarta: Golden books. h. 44-45 
[4]  ELCOM. 2009. Twitter: Best Social Networking. Yogyakarta: Penerbit ANDI. h. 71-95.

Selasa, 02 Oktober 2012

MUSIK SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI POLITIK #BidgingCourse07



            Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.[1] Musik merupakan bagian dari seni. Musik dapat menjadi media untuk mengekspresikan diri, menuangkan imajinasi, menceritakan sesuatu, dan lain sebagainya. Fungsi musik pada awalnya adalah sebagai media hiburan.
            Pada kenyataannya, fungsi musik dapat dilihat dari berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat. Selain menjadi media hiburan, musik dapat menjadi media terapi, perangsang intelgensia, membantu tumbuh kembang bayi, pengatur psikologis, dan media komunikasi antar manusia. Sesuai dengan judul yang dipilih, penulis akan membahas lebih mendalam tentang musik sebagai media komunikasi, terutama sebagai media komunikasi politik.
            Musik berfungsi sebagai media komunikasi antarmanusia karena musik merupakan bahasa universal yang mampu memadukan perbedaan, menciptakan perdamaian dan solidaritas kemanusiaan. Sejarah sering kali mencatatkan peran dan manfaat musik sebagai sarana pergaulan dan media komunikasi yang bisa dipahami semua orang, sekalipun kita tidak memahami bahasa tiap-tiap bangsa.[2]
Musik sebagai media komunikasi yang dimaksud di sini adalah penggunaannya (used). Contohnya, orang tua menyanyikan lagu nina bobo ketika anaknya beranjak tidur. Fungsi musik dalam hal ini adalah sebagai media komunikasi untuk mengekspresikan kecintaan orang tua terhadap anaknya, dengan harapan anaknya dapat tidur nyenyak. Contoh lain adalah lagu-lagu yang bertemakan cinta. Lagu-lagu tersebut menjadi media komunikasi bagi sepasang kekasih untuk menyampaikan perasaan sayang dan cinta yang dimilikinya. Walaupun pada kenyataannya dalam dua contoh di atas
            Selain sebagai media komunikasi antarmanusia, musik juga digunakan sebagai media komunikasi anatara manusia dengan hal supranatural (ghaib). Di beberapa tempat, khusunya di pedalaman Indonesia musik digunakan sebagai media komunikasi untuk hal-hal supranatural (ghaib). Sebagai contoh pada msayarakat Pelalawan provinsi Riau, musik dijadikan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan berbagai permintaan penyembuhan yang diselenggarakan dalam bentuk ritual pengobatan. Alat musik yang digunakan adalah perkusi ketobung sebagai pengiring nyanyian sesembahan. Dalam hal ini musik menjadi media komunikasi antara manusia dengan Sang Pencipta untuk tujuan tertentu, yakni meminta kesembuhan.
            Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai media komunikasi seperti yang telah disebutkan di atas. Dalam penggunaannya, musik berkembang dan mulai merambah di kancah politik nasional. Musik digunakan sebagai media komunikasi politik dalam bentuk lagu. Banyak lagu yang beredar di masyarakat berisi tentang curahan hati rakyat, sindiran, kritikan kepada wakil rakyatnya. Lagu dipilih karena dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. Musik dapat didengarkan semua kalangan. Mulai dari masyarakat kecil hingga pejabat negeri ini.
            Lagu digunakan sebagai media komunikasi politik oleh rakyat kecil yang tidak mendapat kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya melalui partai atau media massa. Beberapa musisi Indonesia telah menciptakan banyak lagu tentang politik. Rakyat biasa juga berpartisipasi dengan cara membuat lagu kemudian diupload ke dalam situs Youtobe.
            Salah satu musisi dengan lagu-lagu politik yang terkenal adalah Iwan Fals. Berbagai lagu tentang dunia politik telah ia ciptakan. Judul-judul lagu Iwan Fals antara lain wakil rakyat, politik uang, sumbang, idealisme yang tergadai dan lain sebagainya. Tidak hanya musisi solo, sebuah band bergenre musik rock bernama Slank juga terkenal dengan lagu-lagunya tentang dunia politik. Bahkan Slank mendapat penghargaan dari KPK sebagi duta antikorupsi.[3] Sebuah lagu berjudul Seperti Para Koruptor membuat Slank berhasil meraih penghargaan tersebut.
            Sindiran lain yang diberikan kepada pelaku politik nasional datang dari Bona Paputungan. Redivis Lapas Gorontalo ini mendadak terkenal karena mengupload sebuah lagu berjudul “andai aku gayus tambunan”. Video clip dari lagu tersebut menceritakan tentang Gayus Tambunan yang hidup enak dan bebas saat berada di penjara.[4] Sementara rakyat biasa tidak yang masuk penjara tidak bisa berbuat sebebas Gayus Tambunan.
            Munculnya lagu tersebut merupakan sebuah tamparan keras bagi pemerintah yang terkesan lembek dalam menangani kasus-kasus, terutama korupsi. Lagu tersebut merupakan simbol tekanan besar rakyat kepada pemerintah untuk mengusut tuntas kasus Gayus Tambunan. Hal ini menunjukkan bahwa musik merupakan media komunikasi politk yang efektif.
            Selain sebagai media kritik terhadap pemerintah, musik juga sebagai media kampanye. Sebagai contoh pada pilkada Cagub dan Cawagub DKI Jakarta bulan lalu, banyak masyarakat yang mengupload video ke you to be tentang 2 calon besar, yakni Jokowi-Ahok dan Foke-Nara. Video tersebut berisi tentang pro dan kontra terhadap kedua calon tersebut. Beberapa video ada yang berisi lagu tentang dukungan kepada calon. Akan tetapi, ada juga video yang saling menjatuhkan antarcalon.
            Dalam kampanye partai poltik biasanya kader mengadakan berbagai acara.Salah satunya adalah dengan mengadakan acara musik, seperti mengadakan pentas band-band, acara organ tunggal, acara dangdut, dan lain sebgainya. Dalam hal ini musik menjadi media komunikasi antara pelaku politik untuk menarik perhatian masyarakat.
           
            Tanpa kita sadari musik sudah menjadi bagian dari perpolitikan nasional. Mulai dari kritikan, sindiran, dan dukungan dapat disuarakan melalui musik. Ketika tidak ada lagi kesmepatan untuk berbicara, musik menyuarakannya. Musik terbukti menjadi media komunikasi politik yang efektif.





[1]  5 April 2011 KBBI. 5 April 2011
[2] Diakses dari http://niahidayati.net/manfaat-musik-dalam-kehidupan-sehari-hari.html pada tanggal 3 September 2012 pukul 06:31.