Tindakan manusia selalu didasari oleh sebuah
motif. Menurut blog milik Deni Arisandi pengertian motif adalah 1) kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang
mendorong untuk berbuat (driving force). 2) satu dorongan (drive),
terutama digunakan untuk menyebut motif-motif dasar, sehingga motif berbeda
dengan motivasi. Motif adalah dorongan,
sedangkan motivasi adalah faktor atau kekuatan yang mendorong . Pengertian motif menurut saya adalah sebuah alasan yang dijadikan
sebagai dasar dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Motif dapat dibagi
menjadi beberapa jenis, antara lain motif spekulasi, motif berjaga-jaga, motif
mencari keuntungan, motif mendapatkan kekuasaan, motif untuk mendapat
penghargaan dan sebagainya.
Sebagai mahasiswa baru
ilmu komunikasi Universitas Gajah Mada saya memiliki sebuah motif atas tindakan
dan pilihan yang telah saya putuskan. Keputusan yang telah saya buat adalah
hasil dari proses perjalanan panjang selama saya duduk di bangku SMA. Ketika saya naik ke kelas 12 SMA saya tidak hanya
memikirkan Ujian Nasional. Akan tetapi, saya juga memikirkan kelanjutan studi
saya. Saat itu saya merasa kesulitan ketika harus memilih fakultas dan prodi
yang akan saya ambil. Saya mencari informasi tentang perguruan tinggi dan
fakultas-fakultas yang bernanung di dalamnya kepada guru-guru, tutor bimbingan
belajar, kakak kelas, dan juga orang tua. Selain mencari informasi saya juga
berusaha untuk mengenali bakat dan minat yang saya miliki. Minat saya saat di
bangku SMA adalah bidang hukum, sosial,
politik, dan public speaking.
Bapak saya mengharapkan
saya menjadi seorang akuntan. Beliau menyarankan saya untuk melanjutkan studi
ke fakultas ekonomika dan bisnis jurusan akuntansi. Akan tetapi, saya tidak
menyukai hitungan. Beliau membebaskan saya untuk memilih apapun setelah
mendengar penjelasan dari saya. Beliau hanya berpesan agar saya bertanggung
jawab dengan pilihan saya. Saya bersyukur karena pada akhirnya bapak tidak
memaksakan kehendaknya kepada saya. Suatu hari saya berbincang dengan guru
geografi saya. Beliau menanyakan fakultas dan prodi yang akan saya ambil di
universitas. Saya bercerita atas kebingungan yang saya alami untuk meilih
manajemen, komunikasi, dan hukum. Saat itu juga beliau menyarankan saya untuk
mengambil komunikasi karena menurut beliau kecerdasan interpersonal dan
intrapersonal saya lebih menonjol. Beliau menjelaskan bahwa dua kecerdasan
tersebut dapat menjadi modal yang baik untuk kuliah di komunikasi.
Hampir setiap hari saya
dan teman-teman sekelas saling berbagi cerita tentang kebingungan melanjutkan
studi. Kita saling meberi informasi, memberi semangat, dan memberi masukan.
Beberapa teman saya menyarankan hal yang sama seperti guru geografi saya.
teman-teman saya juga mengingatkan tentang cita-cita saya untuk memiliki Event
Organizer sendiri. Sejak saat itu saya memutuskan untuk memilih fakultas isipol
prodi komunikasi.
Setelah saya berhasil memutuskan pilihan
fakultas dan prodi, saya kembali kebingungan untuk memilih universitas. Tiga
kandidat universitas yang saya pilih saat itu adalah Universitas Padjajaran
Bandung, Universitas Airlangga Surabaya, dan Universitas Gajah Mada. Akan
tetapi, otang tua tidak mengijinkan saya kuliah jauh dari kota Magelang. Pada
akhirnya saya memilih UGM. Selain
dikarenakan faktor jarak, saya tahu bahwa UGM adalah salah satu universitas
terbaik di Indonesia. Saya mendapat kesempatan untuk mengikuti jalur undangan.
Saya memprioritaskan pilihan komunikasi
UGM. Jadi, saya memutuskan untuk melanjutkan studi di ilmu komunikasi UGM
karena prodi tersebut sesuai dengan bakat dan minat saya serta kualitas UGM
yang tidak diragukan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar