Media cetak mempunyai andil besar
dalam perkembangan media massa. Media cetak merupakan media massa tertua di
dunia. Penemu media cetak pertama adalah Johannes Gutenberg pada tahun 1455 di
Negara Eropa. Perkembangan awal media cetak dimulai dengan penggunaan daun atau
tanah liat sebagai mediumnya. Kemudian berkembang dengan ditemukannya mesin
tik. Seiring dengan penemuan dan perkembangan teknologi, media cetak diproduksi
dengan menggunakan mesin cetak.
Salah
satu produk dari media massa adalah koran. Ide pembuatan koran sendiri
berkembang sejak zaman Romawi kuno. Koran pada masa itu berisi tentang kejadian
sehari-hari yang diterbitkan dalam bentuk gulungan yang disebut dengan “Acra
Diurna”, yang terjemahannya adalah “Kegiatan hari”. Setelah ditemukannya mesin cetak oleh
Gutenberg, buku-buku mulai diterbitkan di Perancis dan Inggris, begitu pula
dengan koran.
Koran pertama kali dibuat di Amerika
Serikat, dengan nama “Public Occurrenes Both Foreign and Domestick” di tahun 1690.
Pembuatan koran tersebut diusahakan oleh Benjamin Harris, seorang berkebangssan
Inggris. Kemudian surat kabar mulai dibuat di seluruh negara termasuk Indonesia.
(http://bachtiarhakim.wordpress.com/2008/03/16/sejarah-perkembangan-media-massa-cetak-koran/)
Secara etimologi, koran berasal dari kata Krant bahasa Belanda dan dari kata courant bahasaPerancis .Koran adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang,biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang
disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa politik ,kriminalitas, olahraga ,tajuk
rencana, dan cuaca. Koran juga biasa berisi kartun, Teka-teki silang dan hiburan lainnya.
Ada juga koran yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu,misalnya berita untuk industri tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar
seni atau partisipan kegiatan tertentu. Jenis koran umum biasanya diterbitkan setiap hari,
kecuali padahari-hari libur . Koran sore
juga umum di beberapa negara. Selain itu, juga
terdapat koran mingguan yang biasanya lebih kecil
dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat
kabar harian dan isinya biasanya lebih
bersifat hiburan. Kebanyakan negara mempunyai setidaknya
satu koran nasional yang terbit di seluruh bagian negara.
Pada
tahun 1890 – 1920 jurnaslisme media cetak berkembang. Pada saat itu jurnaslisme
media cetak , termasuk koran mengalami puncak kejayaanya. Awalnya surat kabar
hanya diperuntukkan bagi kaum elit dan terpelajar. Bentuk fisik koran pada saat
itu masih sederhana dan menggungakan biaya yang murah, tetapi jangkauannya
luas. Tahun 1774-1854 surat kabar di Indonesia mengalami babak pertama, yaitu
saat Indonesia masih terjajah oleh kolonialsime Belanda. Konten dari surat
kabar tersebut seputar kehidupan orang-orang koloni yang tidak ada kaitannya
dengan penduduk pribumi.
Pada
tahun 1980, di Indonesia mulai muncur surat kabar daring.
Surat kabar daring dikenal juga sebagai surat
kabar dalam jaringan. Surat kabar daring
adalah sebentuk surat kabar yang berbasis diinternet. istilah yang
sering digunakan untuk surat kabar daring adalah koran on-line.
Surat
kabar daring yang terdiri dari 2 jenis, yakni hanya surat kabar daring dan
surat kabar hibrid. Jenis yang pertama merujuk pada eksistensi surat kabar
online yang terpisah dengan surat kabar cetak. Artinya, konten maupun
keberadaan surat kabar daring ini tidak menyertai versi cetaknya. Contohnya adalah
detik.com yang merupakan surat kabar daring yang pertama muncul di tahun 1998. Contoh
lain surat kabar daring adlaha okezone.com, vivanews.com, dan lain sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud suratkabar hibrid
adalah di samping berbasis jaringan, surat kabar daring inimenyediakan versi
cetak pula. Contohnya kompas.com yang
berhibrid dengan Kompas cetak. Ada juga www.tempo.co yang
berhibrid Koran Tempo dan Majalah Tempo.
Dewasa ini surat kabar daring
menjadi populer di kalangan masyarakat. Dengan mengakses internet dan membuka
web surat kabar daring, masyarakat memperoleh berjuta informasi dalam hitungan
detik. Akan tetapi, keberadaan surat kabar daring tidak menggeser esksistensi
koran cetak.
Beberapa alasan yang menyebabkan
eksistensi koran cetak tetap bertahan antara lain. Isi dari koran lebih bisa
dipertanggungjawabkan karena tidak terikat oleh waktu. Berbeda dengan surat kabar daring yang persaingannya
lebih ketat dari waktu ke waktu. Sehingga bisa saja isi dari surat kabar daring
tidak aktual.
Koran cetak Tergolong praktis, cepat, dengan
harga terjangkau. Ketiga ciri koran tersebut menjadi salah satu daya tarik
bagi masyarakat untuk mengkonsumsi koran. Selain itu, daya jangkau dan edar surat kabar
dapat sampai pelosok. Koran cetak lebih mudah didapat daripada surat daring
karena internet belum dapat diakses sampai pelosok.
Tradisi masyarakat membaca koran pada saat
minum kopi dan teh juga menjadi faktor penting atas eksistensi koran cetak. Tradisi
tersebut tidak mudah dihilangkan dan akan turun menurun dari generasi ke
generasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar