Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal
berbagai macam organisasi. Dalam Teori-Teori
Belajar (1996, h.56) James D.
Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan dalam Teori Organisasi Struktur, Desain, dan
Aplikasi (1994.h.4) Stephen
P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi
adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas
dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.[1] Dari kedua pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian organisasi adalah sekumpulan
orang-orang yang bekerjasama demi mencapai tujuan bersama.
Organisasi dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, antara lain organisasi politik, organisasi sosial,
organisasi mahasiswa, organisasi sekolah, organisasi ekonomi, dan organisasi
daerah. Berdasarkan wilayahnya, organisasi dapat dibedakan menjadi organisasi
internasional, organisasi nasional, organisasi wilayah provinsi, organisasi
wilayah kabupaten/kota, organisasi kecamatan, dan organisasi keluarahan/desa.
Masing-masing dari organisasi tersebut memiliki tujuan dan fungsi yang
berbeda-beda.
Di era reformasi ini, peran
organisasi sangat diperlukan untuk membantu pembangunan bangsa. Tidak hanya
organisasi-organisasi besar di tingkat nasional/provinsi saja, tetapi juga
organisasi-organisasi kecil di tingkat daerah. Salah satu organisasi yang
dewasa ini semakin berkembang pesat adalah organisasi Karang Taruna. Pengertian
Karang Taruna adalah Organisasi
Sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk
masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial. [2]
Organisasi Karang Taruna berada di bawah kepengurusan Kementrian
Sosial serta Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten. Organisasi Karang Taruna
merupakan organisasi yang independen, artinya pemerintah tidak bisa
mengintervensi organisasi ini dalam bidang apapun. Hak dan wewenang pemerintah
terhadap organisasi Karang Taruna adalah mendukung agar organisasi ini tetap
berjalan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Seperti halnya dengan organisasi lain, organisasi
Karang Taruna juga memiliki struktur Organisasi. Berdasarkan hasil wawncara
yang didapat dari narasumber Ketua Karang Truna Jaya Kusuma periode 2012-2015,
struktur tersebut terdiri dari Majelis Pertimbangan Karang Truna, Ketua,
Sekretaris, Bendahara I , Bendahara II, Sie Humas dan Kemitraan, Sie Usaha
Kesejahteraan Sosial, Sie Kerohanian dan Bina Mental, Sie Usaha Ekonomi
Produktif, Sie Pendidikan dan Pelatihan, Sie Olahraga Seni dan Budaya, dan Sie
Lingkungan Hidup dan Kesehatan. Masing-masing dari seksi bidang memiliki
beberapa anggota dengan satu koordinator seksi. Sedangkan keanggotaan Karang Taruna Jaya Kusuma terdiri dari Anggota
Pasif dan Anggota Aktif. Anggota Pasif
adalah keanggotaan yang bersifat stelsel pasif (Keanggotaan otomatis), yakni
seluruh remaja dan pemuda yang berusia 11 s/d 45 tahun. Anggota Aktif adalah keanggotaan
yang bersifat kader, berusia 11 s/d 45 tahun dan selalu aktif mengikuti
kegiatan Karang Taruna.
Organisasi
Karang Taruna Jaya Kusuma terletak di desa Singosaren, kelurahan Banguntapan,
kecamatan Bantul, provinsi DIY. Organisasi ini terletak di daerah peralihan
antara desa dan kota. Dengan karakteristik masyarakat daerah yang unik dan
berbeda, Karang Taruna Jaya Kusuma berusaha untuk membangun dan memajukann
daerahnya. Karang Taruna Jaya Kusuma memiliki beberapa program kerja yang sama
seperti Karang Taruna pada umunya. Mengingat sifat masyarakatnya yang kurang
memiliki greget untuk menimba ilmu,
salah satu program yang paling ditonjolkan adalah memberikan kesempatan luas
kepada masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Prorgam ini dilaksanakan dengan
adanya fasilitas tempat untuk belajar yang bernama sanggar Sinau Bareng.
Masyarakat yang belajar di sanggar ini tidak dibatasi umur. Selain itu, kejar
paket B (setara dengan SMP) dan C (setara dengan SMA) tersedia di sanggar Sinau
Bareng. Untuk mengikuti kejar paket B, pihak Karang Taruna tidak memungut
biaya. Sedangkan untuk mengikuti kejar paket C, dipungut biaya sebesar sepuluh
riu rupiah. Pengajar sanggar Sinau Bareng merupakan SDM dari desa Singosaren
sendiri. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan untuk mendatangkan tenaga pengajar dari luar daerah yang ingin
berpartisipasi. Fasilitas pendidikan selain sanggar Sinau Bareng adalah pondok
baca, yang merupakan perpustakaan desa Singosaren. Buku-buku yang tersedia di
pondok baca ini dapat dikonsumsi oleh masyarakat dari semua lapisan. Dengan
adanya pondok baca ini diharapkan masyarakat desa Singosaren memperoleh
pengetahuan baik dari dalam maupun dari luar.
Dalam
memajukan pendidikan, tentunya tidak bisa lepas dari bidang yang lain, seperti
ekonomi, sosial, dan budanya. Artinya pembangunan harus dilakukan secara
multidimensional. Oleh sebab itu, karang Taruna Jaya Kusuma juga membuat
program-program kerja yang lain seperti pelatihan industri kreatif dan
pengembangan teknolog, dan kesenian. Dengan adanya pelatihan industri kreatif,
desa Singosaren kini memiliki beberapa usaha seperti kerajinan batik, kerajinan
logam, kerajinan kaca, dan makanan khas. Program pengembangan teknologi akan
dilaksanakan dengan diadakannya pelatihan Desain komunikasi Visual (DKV). Dalam
bidang kesenian desa Singosaren telah mengembangkan kesenian jathilan,
bangbung, dan hadroh. [1]
Pelaksanaan
program kerja Karang Taruna Jaya Kusuma tidak terlepas dari partisipasi
masyarakat. Pengurus Karang Taruna Jaya Kusuma selalu berusaha melibatkan
masyarakat dalam setiap kegiatan. Mulai partisipasi dari hal yang kecil sampai
hal yang besar. Walaupun demikian, pengurus Karang Taruna Jaya Kusuma tidak
memaksakan dan melawan masyarakat yang kontra terhadap program kerja yang telah
dirancang. Dalam setiap kegiatan, Karang Taruna Jaya Kusuma menggunakan dana
yang didapatkan dari lima sumber, yakni Anggaran Dana Desa (ADD), Swadaya
pengurus Karang Taruna Jaya Kusuma, donasi masyarakat sekitar, donasi investor
di daerah sekitar, dan hasil dari ekonomi produktif masyarakat.
Selain
aktif di daerahnya, Karang Taruna Jaya Kusuma juga aktif di luar. Pengurus
selalu mengikuti forum antar-Karang Taruna ditingkat kecamatan. Kegiatan forum
tersebut anatar lain berbagi informasi, sharing program kerja, dan memberi
dorongan serta dukungan kepada Karang Taruna yang tidak aktif. Kegiatan
tersebut memeberikan kemudahan bagi pemuda/pemudi di setiap desa itu untuk
membangun daerahnya. Jika kegiatan itu dilakukan secara maksimal, 6000 desa di
Indonesia tidak lagi tertinggal dengan kota, sehingga pembangunan merata dan
Indonesia akan menjadi negara yang besar.
“Saya
ingin menjadi pengurus Karang Taruna Jaya Kusuma selama saya masih mampu.
Harapan saya organisasi Karang Taruna menjadi pilar kesejahteraan bangsa.”,
tutur Lisa sebelum menutup wawancara ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar